Sabtu, 02 Mei 2009

aspek ibadat, latihan spiritual dan ajaran moral

BAB III
ASPEK IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN
AJARAN MORAL

Manusia dalam faham Islam, sebagai halnya dalam agama monoteisme lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani dan unsure rohani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan materil, sedangkan roh manusia bersifat immateri dan mempunyai kebutuhan spirituil. Badan, karena mempunyai hawa nafsu, bisa membawa pada kejahatan, sedang roh, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesucian. Kalau seseorang hanya mementingkan hidup kematerian ia mudah sekali dibawa hanyut oleh kehidupan yang tidak bersih, bahkan dapat dibawa hanyut kepada kejahatan. Oleh karena itu pendidikan jasmani manusia harus disempurnakan dengan pendidikan rohani. Pengembangan daya-daya jasmani seseorang tanpa dilengkapi dengan pengembangan daya rohani akan membuat hidupnya berat sebelah dan kehilangan keseimbangan. Orang yang demikian akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup duniawi, apalagi kalau hal itu membawa kepada perbuatan-perbuatan tidak baik dan kejahatan.

Dalam Islam ibadatlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia itu. Semua ibadat yang ada dalam Islam, salat, puasa, haji dan zakat, bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa tidak lupa pada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya. Di antara ibadat Islam, sholatlah yang membawa manusia terdekat kepada Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan dialog berlaku antara dua fihak yang saling berhadapan. Dalam shalat manusia memang berhadapan dengan Tuhan. Dalam shalat seseorang melakukan halhal berikut: memuja ke-Maha Sucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon supaya dilindungi dari godaan syetan, memohon diberi ampun dan dibersihkan dari dosa, memohon supaya diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan tidak baik, perbuatan-perbuatan jahat dan sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta supaya rohnya disucikan. Dialog ini wajib diadakan lima kali sehari, dankalau seseorang lima kali sehari dengan sadar memohon pensucian roh.
Puasa juga merupakan pensucian roh. Di dalam berpuasa seseorang harus menahan hawa nafsu makan, minum dan seks. Di samping itu ia juga harus menahan rasa amarah, keinginan mengatai orang, bertengkar dan perbuatan-perbuatan kurang baik lainnya. Latihan jasmani dan rohani di sini bersatu dalam usaha mensucikan roh manusia. Di bulan puasa dianjurkan pula supaya orang banyak bershalat dan membaca Al-Qur-an, yaitu hal-hal yang membawa orang dekat kepada Tuhan. Latihan ini disempurnakan dengan pernyataan rasa kasih kepada anggota masyarakat yang lemah kedudukan ekonominya dengan mengeluarkan zakat fitrah bagi mereka. lbadat haji juga merupakan pensucian roh. Dalam mengerjakan haji di Mekkah, orang berkunjung ke Baitullah (Rumah Tuhan dalam arti rumah peribadatan yang pertama didirikan atas perintah Tuhan di dunia ini). Sebagai dalam shalat, orang di sini juga merasa deka sekali dengan Tuhan. Bacaanbacaan yang diucapkan sewaktu mengerjakan haji itu juga merupakan dialog antara manusia denga Tuhan.
Ibadat dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agma primitif. Pengertian serupa ini adalah pengertian yang tidak tepat. Betul ayat 56 dari Surat Al-Zariat mengatakan : dan ini diartikan bahwa manusia diciptakan semata-mata untuk beribadat kepada Tuhan yaitu mengerjakan shalat, puasa, haji dan zakat. Soal ibadah memang
amat penting artinya dalam sejaran Islam, tetapi mestikah kata " " di sini berarti beribadat, mengabdi atau menyembah ? Sebenarnya Tuhan tidak berhajat untuk disembah atau dipuja manusia. Tuhan adalah Maha Sempurna dan tak berhajat kepada apapun. Oleh karena itu kata " ” disini lebih tepat kalau diberi arti lain daripada arti beribadat, mengabdi, memuja, apalagi menyembah. Lebih tepat kelihatannya kalau kata itu diberi arti tunduk dan patuh dan kata memang mengandung arti tunduk dan patuh sehingga arti ayat itu menjadi :
‘Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh kepadaKu’.
Arti ini lebih sesuai dengan arti yang terkandung dalam kata muslim dan muttaqi, yaitu menyerah, tunduk dan menjaga diri dari hukuman Tuhan di Hari Kiamat dengan mematuhi perintah-perintah dan larangan-larangan Tuhan. Dengan lain kata, manusia diciptakan Tuhan sebenarnya ialah untuk berbuat baik dan tidak untuk berbuat jahat, sungguhpun di dunia ada manusia yang memilih kejahatan.
Selanjutnya arti sembah dan sembahyang diberikan kepada " " dan " " juga membawa kepada faham yang tidak tepat: Kata sembahyang berasal dari suatu bahasa yang memakai falsafat lain dari falsafat Islam. Sembahyang mengandung arti menyembah kekuatan gaib dalam faham masyarakat animisme dan politeisme. Dalam falsafat masyarakat serupa ini kekuatan gaib yang demikian ditakuti dan mesti disembah dan diberi sesajen agar ia jangan murka dan jangan membawa bencana bagi alam.
Dalam Islam Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang ditakuti tetapi suatu zat yang dikasihi. Ini ternyata dari ucapan : “ “, yang tiap hari berkali-kali dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti pengasih lagi Penyayang, jadi bukan Tuhan yang ditakuti, tetapi Tuhan yang dikasihi manusia.
MUHASABAH WAKTU KITA SHOLAT
‘Demi Masa’ manusia sering terlupa
Sehari = 24jam
Satu tahun ?
12 bulan
52 minggu
365 hari
8.760 jam
525.600 menit
31.536.000 detik

RATA RATA UMUR MANUSIA
“Umur umatku berkisar antara 60-70 tahun. Sangat sedikit diantara mereka yang umurnya melampaui kisaran itu.” (HR. at-Tirmidzi 3550, Ibnu Hibban 7/246 dan Ibnu Majah 4236, shahih).
BALIGH
Baligh: permulaan untuk seseorang diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia.
Laki-laki baligh 15 tahun. Wanita baligh 12 tahun. Usia yang ada untuk beribadah kepada-Nya, rata-ratanya:
Mati - Baligh = Sisa usia : 65 - 15 = 50 tahun ( Laki-Laki)
Mati - Baligh = Sisa usia : 65 - 12 = 53 tahun ( Wanita )

50 TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA?
50 tahun = 18.250 hari = 458.000 jam
12 jam siang hari
12 jam malam hari
24 jam satu hari satu malam
53TAHUN DIGUNAKAN UNTUK APA?
53 tahun = 19.345 hari = 464.280 jam
12 jam siang hari
12 jam malam hari
24 jam satu hari satu malam

MARI MUHASABAH BERSAMA…
PENGANTAR
Waktu tidur 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18.250 hari x 8 jam = 146.000 = 16 tahun 7 bulan; dibulatkan jadi 17 tahun.
Sayang waktu 17 tahun habis digunakan untuk tidur, padahal akan tertidur dari dunia untuk selamanya…
Aktivitas di siang hari 12 jam
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai untuk aktivitas: 18.250 hari x 12 jam = 219.000 jam = 25 tahun.
Aktivitas di siang hari: ada yang bekerja, bercinta, belajar, mengajar, sekolah, kuliah, makan sambil jalan-jalan, dan lain-lain.
Waktu istirahat 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai untuk istirahat 18.250 hari x 4 jam = 73.000 jam = 8 tahun
Istirahat: menonton tv, melihat vcd film, nongkrong ngrumpi, atau juga mungkin termenung di buai khayalan, dll.
17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun
KAPAN BERIBADAH?
Allah ada berfirman;
“Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah”.
Maut datang menjemput tak pernah bersahut, Malaikat datang menuntut untuk merenggut, Manusia tak kuasa untuk berkata-kata, Allah Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka, Terimalah bagianmu seadanya…
Memang benar!
Bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana?
Tidak sedikit orang bekerja untuk hidup bermewah-mewah dan amat kurang sedekahnya. Dan bagaimana pula yang tidak peduli halal haram.
Lalu kapan beribadah?
Mungkin shalat 5 waktu dianggap sudah mencukupi…
Karena shalat wajib, besar pahalanya, shalat amalan pertama yang dihisab, shalat adalah jalan untuk membuka pintu syurga…
Benarkah shalat itu mencukupi dan diterima? Berapa banyak shalat dalam 53 tahun?
1 shalat = 10 menit…..
5 x shalat = 1 jam
Dalam waktu 5 tahun waktu yang terpakai untuk shalat = 19.345 hari x 1 jam = 19.345 jam = 2.2083 tahun atau dibulatkan 2 tahun 76hari
Waktu 53 tahun di dunia hanya 2 tahun 76hari untuk shalat. (ini kalau yang shalat 10menit! Kalau shalat ekspres seperti ayam patuk tanah, bagaimana ? )
2 tahun 76hari dari 53tahun kesempatan..itupun belum tentu shalat bermakna, berpahala, dan diterima.
Dan sepertinya pahala shalat selama 2 tahun 76hari tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa selama 53 tahun; dalam percakapan yang kadang dusta, baik yang sengaja ataupun tidak, dalam pembicaraan yang sering mengiris hati orangtua, dalam harta kekayaan yang sering pelit terhadap orang faqir, dalam setiap perbuatan yang kadang bergelimang dosa…
***
Secara logika Wallahu a’lam :
Dengan kondisi demikian umat akhir zaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian… Terlalu banyak masa yang terbuang sia-sia selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar